Selasa, 17 Desember 2013

MAKALAH UNSUR NONLOGAM DAN PEMANFAATAN UNSUR HALOGEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Unsur  Nonlogam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektromagnetik, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain yang melepaskannya. Unsur Nonlogam umumnya berwujud gas, seperti oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Tetapi ada juga yang berwujud padat (sulfur) atau cair (bromin).   Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA, bersifat nonlogam dan sangat reaktif.
Unsur-unsur kimia seperti unsur-unsur Nonlogam dan Halogen banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Seperti dalam bidang kesehatan, kecantikan, dan bahkan dalam bidang industri. Penggunaan unsur-unsur kimia tersebut dalam bentuk unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Pemanfaatan unsur-unsur kimia didasari oleh sifat yang dimilikinya. Di sisi lain penggunaan atau pemanfaatan unsur-unsur kimia ini memiliki bahaya atau dampak negatif yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus lebih memahami pemanfaatan atau penggunaan unsur-unsur kimia ini dan lebih berhati-hati dalam pemanfaatannya.
Namun, pada kenyataannya masih banyak orang-orang yang belum dapat memahami dan mengerti apa saja kegunaan atau pemanfaatan unsur-unsur Nonlogam, Halogen, dan senyawanya. Selain itu, masih banyak juga orang-orang yang belum mengetahui apa saja dampak negatif atau bahaya dari unsur -unsur Nonlogam dan senyawanya. Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini dengan harapan agar para pembaca dapat lebih memahami dan mengetahui tentang kegunaan atau pemanfaatan dan bahaya dari unsur-unsur Nonlogam, Halogen, dan senyawanya.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa kegunaan dan bahaya unsur-unsur Nonlogam dan senyawanya?
1.2.2        Apa manfaat unsur-unsur Halogen dan senyawanya?
1.3  Tujuan
1.3.1        Mengetahui kegunaan dari unsur-unsur Nonlogam dan senyawanya.
1.3.2        Mengetahui bahaya dari unsur-unsur Nonlogam dan senyawanya.
1.3.3        Mengetahui bagaimana pemanfaatan unsur-unsur Halogen dan senyawanya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Kegunaan dan Bahaya Unsur-unsur Nonlogam dan Senyawanya
2.1.1        Oksigen (O2)
Gas oksigen merupakan zat reduktor yang dapat mengoksidasi pengotor dalam pemisahan besi. Udara mengandung 20% gas oksigen sehingga salah satu pemanfaatnnya gas oksigen adalah pengisi tabung pernapasan.
2.1.1.1  Kegunaan dari oksigen (O2):
2.1.1.1.1        dalam bidang kesehatan mengobati para penyelam yang terkena dekompres
2.1.1.1.2        dalam bidang pengobatan
2.1.1.1.3        Dalam kecantikan
2.1.1.2  Kegunaan dari ozon (O3):
2.1.1.2.1        bahan pemucat
2.1.1.2.2        penghilang bau
2.1.1.2.3        pengolah air minum dan air limbah
2.1.1.2.4        sterilisasi bahan makanan mentah dan peralatan
2.1.1.3  Bahaya ozon (O3):
2.1.1.3.1        Mengiritasi Sistem Pernapasan
2.1.1.3.2        Melemahkan kerja paru-paru
2.1.1.3.3        Menyerang Penderita Asma.
2.1.1.3.4        Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
2.1.1.3.5        Kerusakan paru-paru permanen.
2.1.1.3.6        Hujan asam

2.1.2        Gas Hidrogen (H2)
Gas hidrogen merupakan gas yang paling ringan sehinnga banyak digunakan untuk mengisi balon udara dan bahan bakar pesawat luar angkasa. Namun, penggunaan bahan ini dihindari karena sifatnya yang mudah meledak dan terbakar.


2.1.2.1  kegunaan gas Hidrogen (H2):
2.1.2.1.1        Bidang energi: merupakan sumber energi bersih, karena tidak meninggalkan residu atau emisi gas berbahaya, yang dihasilkan hanya air. Digunakan pula sebagai bahan baker roket.
2.1.2.1.2        Industri makanan dan minuman: digunakan dalam proses hidrogenasi amines dan fatty acids.
2.1.2.1.3        Laboratorium: H2 digunakan sebagai carrier gas pada gas chromathography dan alat-alat analisis lab yang lain.
2.1.2.1.4        Polimer: H2 digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastic, polyester dan nylon.
2.1.2.1.5        Industri kimia: H2 gas merupakan bahan baku pembuatan H2O2 atau hidrogen peroksida.
2.1.2.1.6        Industri pupuk: hidrogen merupakan bahan baku pembuatan amonia (NH3).
2.1.2.1.7        Industri oil and gas: digunakan pada proses desulfurisasi minyak bakar dan bensin.
2.1.2.1.8        Industri gelas: hidrogen digunakan pada proses heat treatment hollow glass (oxy-hydrogen flame) dan fiber optic.
2.1.2.2  Bahaya Hidrogen (H2):
2.1.2.2.1.      Pernafasan: Konsentrasi tinggi dari hidrogen yang cukup untuk menyuplai oksigen ke paru-paru akan menyebabkanpusing, bernafas yang dalam saat perut kosong akan menyebabkan muak dan pingsan
2.1.2.2.2.      Sifat racun hidrogen secara biologis tidak beracun dan sebenarnya tidak beracun, tetapi orang yang sedang sakit dimana sakitnya akan bertambah parah jika kontak dengan hidrogen, dilarang untuk bekerja dengan atau menangani produk ini
2.1.3        Gas Nitrogen (N2)
Gas nitrogen merupakan salah satu komponen terbesar udara, yaitu sekitar 80%. Nitrogen tidak dapat dilihat, tetapi ketika didinginkan hingga suhu -320oF   (-195oC), gas nitrogen akan mencair sehinnga akhirnya dapat dilihat.
Gas nitrogen dapat bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa yang disebut nitrogen oksida (NO).
2.1.3.1  Bahaya Nitrogen (N2):
2.1.3.1.1        Mengakibatkan tercekik ( Asphyxiant ) pada konsentrasi yang tinggi
2.1.3.1.2        Gas Nitrogen dalam kemasan botol baja bertekanan tinggi
2.1.3.1.3        Dalam bentuk cair jika terkena kulit dapat menyebabkan terbakar hebat dan kerusakan jaringan badan
2.1.3.1.4        Berbau tajam
2.1.3.1.5        Membuat orang lemas
2.1.3.2   Kegunaan Gas Nitrogen (N2)    
2.1.3.2.1.                  Nitrogen merupakan unsure utama pembentuk protein dan salah satu bahan untuk           membuat pupuk urea.
2.1.3.2.2.                  Nitrogen cair digunakan  membekukan makanan dengan cepat.
2.1.3.2.3.                  Nitrogen digunakan sebagai gas pelindung terhadap oksigen dalam pabrik kimia dan industri logam.

2.1.2        Grafit, Arang, dan Intan
Grafit, arang dan intan merupakan contoh alotropi dari unsur karbon. Intan dapat digunakan sebagai alat pemotong kaca, mata bor, dan ampelas baja tahan karat. Arang bermanfaat sebagai obat sakit perut karena bersifat menyerap sehingga dapat menyerap racun-racun penyebab sakit perut, selain itu juga dapat digunakan untuk menyerap zat warna dalam pengolahan air dan pemurnian gula tebu. Grafit digunakan sebagai anode dalam batu baterai dan berbagai proses industri yang menggunakan elektrolisis, selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku pensil dan pelumas.

2.1.3        Unsur Fosfor dan Senyawa Fosfat
Unsur fosfor (P4) mempunyai dua alotropi, yaitu fosfor putih dan fosfor merah. Fosfor merah digunakan untuk membuat korek api, sedangkan fosfor putih dimanfaatkan dalam pembuatan asam fosfat dan senyawa fosfat lain, seperti natrium trifosfat (NaP3).
2.1.3.1.       Bahaya Fosfor (P4)
Berbahaya bagi kelestarian lingkungan
2.1.3.2.       Manfaat Fosfor (P4)
Digunakan untuk membuat asam fosfat
Di gunakan dalam pembuuatan korek api
2.1.3.3.       Bahaya  Fosfat
Dapat menimbuklkan pencemaran lingkungan
2.1.3.4.       Manfaat  Fosfat
Dapat digunakan dalam produk olahan berbasis daging
Memecah atau memisahkan kompleks aktomiosin menjadi aktin dan myosin
Meningkatkan pH, kekuatan ionic dan daya ikat air (WHC) sehingga akan meningkatkan rendemen pemasakan
Sebagai antioksidan (pengkelat ion divalent seperti Fe+2, Cu+2 mencegah oksidasi dan pembentukan flavor tengik.

2.1.4        Senyawa Oksida Sulfur (SO)
Unsur belerang digunakan dalam pembuatan karet vulkanisir sehingga karet yang dihasilkan lebih kuat, mudah dicetak, keras dan elastis. Unsur belerang dapat menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya


2.1.4.1 Bahaya Oksida Sulfur (SO)
2.1.4.1.1        menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena
2.1.4.1.2        menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker
2.1.4.2 Manfaat Oksida Sulfur (SO)
2.1.4.2.1 dapat digunakan dalam bidang industri,    misalnya dalam pembuatan bunga api


2.2  Beberapa Pemanfaatan Unsur-unsur Halogen dan Senyawanya
2.2.1        Gas flour (F2) digunakan dalam pembuatan teflon dan freon, bahan bakar roket dan mencegah gigi berlubang
2.2.2        Senyawa asam fluorida digunakan dalam mensketsa gelas
2.2.3        Senyawa CFC (freon CHCl2F) CCl4 + HF   CHCl2 + Cl2 digunakan sebagai zat pendingin dalam air conditioner (AC) dan lemari es. Senyawa CFC berbahaya bagi lingkungan karena dapat terakumulasi di atmosfer.
2.2.4        Gas klor banyak digunakan dalam pengolahan air sebagai zat disfektan untuk membunuh kuman-kuman karena bersifat oksidator
2.2.5        NaOCl dan Ca(Cl)2 dapat digunakan sebagai pemutih pakaian
2.2.6        Iodin (I2) yang dilarutkan dalam alkohol digunakan sebagai antiseptik untuk mengobati luka. Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan herbisida. Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam tersebut agar layak dan sehat untuk dikonsumsi.
2.2.7        Garam iodidanya dapat digunakan untuk mencegah penyakit gondok dan zat dalam anlisis kimia





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur kimia seperti unsur Nonlogam seperti : Oksigen (O2), Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Karbon (C), Oksida Sulfur (SO), Forfor dan Fosfat dan Halogen dapat  dimanfaatkan dalam berbagai bidang, misalnya: bidang kesehatan, kecantikan, dan bahkan dalam bidang industri. Unsur Nonlogam yang biasanya dimanfaatkan adalah Oksigen, Nitrogen, Hidrogen, Fosfot, Fosfat, Oksida Sulfur, Grafit, Arang, dan Intan. Sedangkan unsur Halogen yang biasanya dimanfaatkan adalah gas Fluor, gas Klor, dan Iodin.
     Selain itu, unsur-unsur kimia ini memiliki dampak negatif atau bahaya yang ditimbulkannya. Bahaya ini seperti misalnya, hujan asam, dapat meracuni manusia, dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Jadi, bahaya unsur-unsur kimia tersebut sebanding dengan pemanfaatan atau kegunaannya. Akan tetapi, dengan pemanfaatan yang benar dan tidak berlebih resiko dari bahaya unsur-unsur kimia ini jauh lebih sedikit.
3.2 Saran
3.2.1 Sebaiknya pembaca lebih bisa memahami dan mengetahui dampak dari penggunaan unsur-unsur kimia tersebut setelah membaca makalah ini.
3.2.2 Sebaiknya guru lebih dalam mempelajari materi ini karena materi ini sering kita temukan pemanfaatnnya dalam kehidupan sehari-hari.













DAFTAR PUSTAKA



Justiana, Sandri dkk.2009.Kimia 3.Jakarta: Yudhistira.
www.id.wi11`kipedia.org


Rabu, 11 Desember 2013

SISTEM URINARUS











BAB I
  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankanhomeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen danvariabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi danair, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbanganinternal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terusmenerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saatmelakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya. Traktus urinaria merupakan system yang terdiri dari organ-organ danstruktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semuazat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu sepertikalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah. Sistem Urinaria terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh. Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahandan bahan kimia dari aliran darah.
Aspek penting lain dari sistem urin adalahkemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang bermanfaatuntuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian dari sistem urinaria?
1.2.2 Yang termasuk sistem urinaria
1.2.3 Proses pembentukan urine

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang ada pada rumusan masalah di atas.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
2.2  Sistem urinaria terdiri dari
2.2.1        Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
2.2.1.1  Fungsi ginjal
·         Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
·         Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
·         Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
·         Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
·         Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein


2.2.1.2  Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
2.2.1.3  Fisiologi Ginjal
a.       Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
b.      Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
c.       Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
d.      Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
e.       Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).

2.2.1.4  Peredaran darah ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
2.2.1.5 Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
2.2.1.6 Abnormalitas kandungan urine:
a.       Glukose
b.      Benda-benda keton
c.       Garam empedu
d.      Pigmen empedu
e.       Protein
f.       Darah
g.      Beberapa obat-obatan

2.2.2        Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik. Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri            hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
2.2.2.1 Pembuluh darah ureter
a.       Arteri renalis
b.      Arteri spermatika interna
c.       Arteri hipogastrika
d.      Arteri vesika inferior
2.2.2.2Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter
2.2.3 Vesika Urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.


2.2.3.1 Bagian vesika urinaria terdiri dari
a.       Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
b.      Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c.       Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis
d.      Lapisan otot vesika urinaria, terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna

2.2.3.1  Persarafan vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.
2.2.4 Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.



2.2.4.1  Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
a.       Uretra prostatia
b.      Uretra membranosa
c.       Uretra kevernosa

2.2.4.2  Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan  vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
2.3 Ciri-ciri urine normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
·         Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya
·         Baunya tajam.
·         Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
·         Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.
2.3            Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
·         Air                   96%
·          Benda padat     4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.
2.5 Proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.



Ada tiga tahap pembentukan urine:
1)      Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2)      Proses  reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3)      Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
3.2 Saran
Dari hasil pembuatan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar memahami lebih dalam system urinaria yang berfungsi untuk meyaring darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih)















DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC